http://cdn.jitunews.com/dynamic/article/2014/11/11/4255/Nshgisd6IU.jpg?w=632 |
Sugar Glider (Petaurus brevicep)
atau yang lebih dikenal masyarakat dengan tupai terbang merupakan hewan
kecil yang mirip tupai kecil tetapi memiliki kantung seperti kanguru
dan koala. Namun tupai tidak berkantung, mukanya lebih moncong sedangkan
Sugar Glider lebih rata (tidak moncong). Yang menjadi ciri khas Sugar Glider adalah adanya membran yang disebut patagium yang memanjang dari jari kelima kakinya. Sehingga saat kakinya terentang Sugar Glider bisa meluncur dengan jarak 10-150 m.
Adapun jenis Sugar Glider hanya dibedakan berdasar warna bulu yang dimilikinya. Khusus di Indonesia, jenis Sugar Glider hanya ada tiga, yakni grey/black beauty (abu-abu), cinnamons (warna agak kemerahan mendekati krem) dan lion (warna cokelat seperti cokelat singa). Sedangkan jenis lainnya (morf), antara lain butter cream (cokelat agak kekuningan), mocca, white face (bulu putih pada muka tanpa garis hitam di bawah telinga), white tip (ada spot titik putih pada ekor), powdered mosaic (variasi warna putih di tubuhnya), platinum/platinum champagnes (warna agak perak dan sedikit ke arah krem terang), leucistic (warna tubuh putih tetapi warna mata hitam), albino (albino/warna bulu putih dengan mata merah), crème-ino (mata merah dengan warna krem di bulu) dll.
Agar menjadi jinak, Sugar Glider harus melalui tahap bonding (pengenalan Sugar Glider kepada pemilik). Beberapa di antaranya dengan sering mengajak Sugar Glider bermain dengan pemiliknya, memberikan makanan kepada Sugar Glider dengan tangan pemilik langsung, meletakkan baju pemilik ke dalam kandang agar Sugar Glider mengenali bau tubuh pemilik. Tempat pemeliharaan yang paling ideal untuk Sugar Glider adalah kandang dengan bahan jeruji besi. Masyarakat Indonesia biasa menggunakan kandang hamster sebagai wadah Sugar Glider atau kandang burung. Di luar negeri, ukuran tinggi yang ideal untuk kandang Sugar Glider, yaitu 90 cm.
Adapun jenis Sugar Glider hanya dibedakan berdasar warna bulu yang dimilikinya. Khusus di Indonesia, jenis Sugar Glider hanya ada tiga, yakni grey/black beauty (abu-abu), cinnamons (warna agak kemerahan mendekati krem) dan lion (warna cokelat seperti cokelat singa). Sedangkan jenis lainnya (morf), antara lain butter cream (cokelat agak kekuningan), mocca, white face (bulu putih pada muka tanpa garis hitam di bawah telinga), white tip (ada spot titik putih pada ekor), powdered mosaic (variasi warna putih di tubuhnya), platinum/platinum champagnes (warna agak perak dan sedikit ke arah krem terang), leucistic (warna tubuh putih tetapi warna mata hitam), albino (albino/warna bulu putih dengan mata merah), crème-ino (mata merah dengan warna krem di bulu) dll.
Agar menjadi jinak, Sugar Glider harus melalui tahap bonding (pengenalan Sugar Glider kepada pemilik). Beberapa di antaranya dengan sering mengajak Sugar Glider bermain dengan pemiliknya, memberikan makanan kepada Sugar Glider dengan tangan pemilik langsung, meletakkan baju pemilik ke dalam kandang agar Sugar Glider mengenali bau tubuh pemilik. Tempat pemeliharaan yang paling ideal untuk Sugar Glider adalah kandang dengan bahan jeruji besi. Masyarakat Indonesia biasa menggunakan kandang hamster sebagai wadah Sugar Glider atau kandang burung. Di luar negeri, ukuran tinggi yang ideal untuk kandang Sugar Glider, yaitu 90 cm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar