https://hardi07.files.wordpress.com/2015/01/sugar-glider41.jpg |
Sugar Glider (Petaurus brevicep) mungkin masih asing terdengar di telinga. Hewan yang kadang disebut Tupai Terbang oleh penjualnya ini memang tergolong satwa yang baru menjadi tren peliharaan di kalangan hobiis satwa di Indonesia. Di habitat aslinya dalam hutan belantara Papua, Papua Nugini, Australia, dan Tasmania, mereka dapat ditemukan di hutan yang memiliki banyak persediaan makanan namun juga sering ditemukan di hutan eukaliptus.
Hewan nokturnal ini berburu serangga atau vertebrata kecil dan memakan nektar beberapa jenis pohon dan juga buah, nama Sugar Glider
diberikan karena kesenangannya pada makanan yang manis dan kemampuannya
untuk meluncur dari ketinggian serta melayang di udara seperti tupai
terbang. Sugar Glider memiliki tubuh seperti tupai dengan
ekor panjang yang bisa digunakan untuk memegang/ bergelantung. Jenis
jantan berukuran tubuh lebih besar daripada betinanya. Tubuhnya dilapisi mantel, yaitu bulu tebal yang lembut berwarna
coklat muda/krem dengan garis coklat tua atau hitam dari hidung hingga
punggungnya. Keunikan Sugar Glider adalah patagium/membran
yang memanjang dari jari kelima pada kaki. Membran ini aktif saat
kakinya terentang yang membuat Sugar Glider dapat meluncur dalam jarak
50-150 meter, luncuran tersebut diatur dengan mengubah kelengkungan
membran sambil menggerakan kaki dan ekor.
Di Indonesia, Sugar Glider telah memiliki komunitas penggemarnya sendiri yang bernama KPSGI (Komunitas Pecinta Sugar Glider Indonesia).
Keunggulan Sugar Glider sebagai hewan peliharaan adalah karena daya
adaptasinya yang tinggi, tidak takut manusia, dan mudah dipelihara.
Binatang kecil ini juga mudah dibawa kemanapun, tempat kesukaannya saat
bepergian adalah di dalam saku celana pemiliknya sehingga hewan imut ini
dikenal sebagai ” Hewan Peliharaan dalam Saku “.
Meskipun status konservasi Sugar Glider belum terancam, ada baiknya
membeli hasil penangkaran atau mencoba ikut membudidayakan satwa ini
ketimbang membeli tangkapan langsung dari alam agar kelestariannya
terjaga. Binatang marsupial atau berkantung ini dapat bereproduksi pada usia 4-12 bulan dan masa kehamilan 15-17 hari.
Tertarik memelihara Sugar Glider…? Hewan menggemaskan ini menjadi ” Rising Star “ sebagai hewan domestik atau peliharaan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar