via attackofthecute.com |
Punya hewan peliharaan memang menyenangkan. Entah mengadopsi
atau membeli, dengan adanya hewan peliharaan kamu jadi punya sesosok
makhluk hidup untuk dirawat, dipelihara, juga diajak main bersama. Jiwa kreatifmu pun bahkan bisa ikut diasah. Kamu bisa mengubah koper jadi tempat tidur untuk peliharaanmu, atau bahkan menyiasati baju yang sudah kekecilan menjadi baju untuk mereka. Berbeda dengan kehadiran sosok pacar yang kadang mungkin membuatmu
kesal atau marah, kehadiran hewan peliharaan pasti lebih bisa mewarnai
hari-hari, serta melengkapi hidupmu. Kamu pun bisa menganggap hewan
yang kamu pelihara sebagai bagian dari keluarga. Sebab, boleh jadi
peliharaanmu adalah sosok yang tidak pernah lupa memberikan kasih
sayangnya kepadamu, meski mereka tidak dapat berbicara.
Bicara tentang memelihara hewan, ada tujuh hal yang harus kamu pertimbangkan dan satu hal yang sangat patut kamu ingat: tidak semua binatang itu bisa kamu jadikan peliharaan. Sayangnya, belum banyak orang yang paham dan sadar akan hal ini. Banyak dari mereka kerap memelihara hewan yang sedang ngetren,
meski pada dasarnya mereka bukan hewan peliharaan. Nah, agar kamu tidak
menjadi seperti mereka, yuk kenali hewan apa saja yang bukan
hewan peliharaan, beserta alasannya.
Sugar Glider
via sisterraysaid.tumblr.com |
Dalam kurun waktu terakhir, memelihara sugar glider menjadi
tren di kalangan banyak orang khususnya kawula muda. Mungkin kamu pun
pernah melihat seseorang yang asyik bermain dengan hewan mirip tupai
terbang berukuran mini di jari tangannya, atau seseorang yang membawa
makhluk mungil ini di saku kemejanya. Nah, hewan yang mereka pelihara
ini adalah sugar glider.
Sugar glider termasuk ke dalam golongan hewan nokturnal.
Tidak heran, hewan satu ini biasa mengeluarkan suara bising di malam
hari. Meski kadang suaranya suka mengganggu, tapi tetap banyak orang
yang menganggap hewan ini menggemaskan.
missmadbee.tumblr.com |
Hai, aku bukan hewan peliharaan tapi aku lapar
Sebenarnya sugar glider bukanlah hewan peliharaan. Sebab, hewan ini cukup sulit untuk dijinakkan. Sugar glider bisa menggigit dengan gigitan menyerang jika ia belum akrab dengan pemeliharanya. Selain itu, dalam Convention on International Trade of Endangered Species (CITES), sugar glider termasuk ke dalam kategori spesies Appendix II. Nah, hewan-hewan yang termasuk ke dalam Appendix II adalah
hewan-hewan yang pemindahannya diatur dalam sistem regulasi yang ketat,
tapi untuk batasan-batasan tertentu dapat diperjualbelikan untuk
kepentingan komersial. Meski demikian, perlu diingat juga bahwa
hewan-hewan yang berada dalam kategori ini punya potensi terancam punah
jika perdagangannya dibebaskan begitu saja.
Burung Elang
via omkicau.com |
Bagi para pecinta burung, elang adalah salah satu jenis burung yang
terlihat indah sekaligus gagah. Makanya beberapa orang rela mengeluarkan
uang yang tidak sedikit untuk berburu dan memelihara hewan satu ini. Bahkan walaupun hewan ini bukanlah hewan yang jinak, tetap saja ada
sejumlah banyak orang yang menginginkan hewan ini. Mereka yang sudah
jatuh hati dengan burung elang justru merasa tertantang untuk
menjinakkannya. Di Indonesia, burung elang banyak jenisnya. Terdapat sekitar 60 jenis
elang, yang 50 di antaranya termasuk ke dalam hewan yang dilindungi
sesuai dengan lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
Ketentuan dalam peraturan tersebut ialah bahwasanya bila ada orang
yang sengaja menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki,
memelihara, mengangkut, dan memperniagakan hewan yang dilindungi, baik
dalam keadaan hidup atau mati, bisa terancam dipenjara. Masih berani memelihara hewan ini?
Burung Hantu
via fineartamerica.com |
Tidak hanya burung elang saja yang dilindungi di Indonesia dan bukan
hewan peliharaan. Ternyata burung hantu juga lho! Namanya boleh saja
terdengar seram, tapi penampilan aslinya tidak. Apalagi yang masih bayi.
http://www.nyoozee.com/nyz-content/uploads/2016/02/owla.gif |
Kucing juga gemas dengan burung hantu, tapi… ini bukan hewan peliharaan lho
Di seluruh penjuru dunia, terdapat sekitar 240 spesies burung hantu.
Dari keseluruhan jumlah tersebut, 50 spesiesnya tersebar di Indonesia
yang didominasi di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi,
dan Papua bagian selatan. Sebagian besar dari spesies-spesies tersebut
masuk ke dalam kategori CITES Appendix II, yang artinya punya potensi
terancam punah.
Sigung
via new-blog-pics.blogspot.com |
Meski terkenal punya bau busuk yang menyengat, sigung adalah salah
satu hewan yang cukup banyak diminati untuk dipelihara. Hewan ini tidak
hanya identik dengan baunya sebagai metode pertahanan diri kala diserang
predator, tapi juga dikenal sebagai spesies karnivora kecil berbulu
indah. Bulu-bulu indah sigung biasanya berwarna coklat tua atau hitam dengan
belang putih di tengahnya. Corak inilah yang menjadi pesona atau daya
tarik dari sigung, sehingga banyak orang ingin memeliharanya di rumah.
http://www.nyoozee.com/nyz-content/uploads/2016/02/sigung.gif |
Aaah aku bukan hewan peliharaan, tapi aku mau ikutin anjingnya ah
Meski di Indonesia tidak diketahui secara pasti jumlah spesies sigung
dan jumlah populasinya, tapi hewan ini dikategorikan sebagai salah satu
hewan konservasi berisiko rendah. Apa artinya? Hal ini berarti sigung
sebenanrnya belum masuk hewan berstatus terancam atau mendekati
kepunahan, tapi punya potensi ke arah sana.
Bunglon
via naftemporiki.gr |
Bunglon adalah hewan reptil yang unik sekaligus cantik. Mengapa
begitu? Bunglon punya penglihatan unik yang dapat bergerak hingga 360
derajat, sehingga dapat melihat berbagai hal di sekelilingnya termasuk
serangga-serangga kecil dalam jarak yang jauh. Serangga-serangga ini
kemudian akan dimangsa oleh bunglon menggunakan lidah yang panjangnya
dua kali lipat dari panjang tubuh bunglon sendiri. Selain karena keunikan tersebut, bunglon terutama dipelihara karena
punya warna yang luar biasa cantik. Apalagi kalau mereka sedang
berkamuflase atau melakukan mimikri. Banyak orang akan terpesona. Walaupun demikian, tahukah kamu bahwa bunglon termasuk kategori bukan
hewan peliharaan? Makhluk reptil satu ini kerap membawa kuman berbahaya
bagi kesehatan manusia yang memeliharanya. Risiko ini ada baik
lewat interaksi langsung, maupun sekadar kontak dengan lingkungan atau
habitat tempat tinggalnya. Terlepas dari bahaya infeksi yang mungkin muncul akibat memelihara
bunglon, keberadaan bunglon jenis tertentu juga dilindungi oleh
undang-undang.
Duh, meski kadang tingkah hewan-hewan unik di atas cukup
menggemaskan, tapi lebih baik kamu pilih hewan peliharaan yang lebih
umum saja deh; daripada terjerat pelanggaran undang-undang atas
pemeliharaan hewan-hewan yang dilindungi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar